Syukur kepada Tuhan Semesta alam Allah swt akhirnya selesai
juga tulisan ini. Sudah lama tidak update blog ini, sepertinya sudah bau
bangkai. Okey kali ini saya akan memebicarakan tentang bagian dan kandungan
pada telur[bukan telor]. Kenapa saya memilih telur?. Karna point pertama:
postingan sebelumnya belum pernah membicarakan telur [telur siapa?], point
kedua karana telur sangat mudah dan murah untuk konsumsi oleh masayarakat
indonesia umunya. Point selanjutnya
sudah mudah dan murah nilai gizi sebuah telur tidak murahan lo...! Point
selanjutnya sebagai pengganti/ subsitusi dari daging. Okey tanpa memperpanjang mukaddimah lagi mari
kita cerna telur tersebut.
Kerabang
Pertama dan paling utama kita bisa lihat dan raba bagian
luar dari telur. Terasa keras. Bagian
tersebut disebut dengan Kerabang
atau shell bahasa ilmiahnya. Kandungan kimia dari
cangkang ini menurut referensi yang saya
baca adalah 94% kalium karbonat (CaCO3), 1% magnesium karbonat (MgCO3) ,
1% kalsium phosphate (CaPO4) , unsur organi lain 4%. Kerasnya kerabang telur
ini berfungsi untuk melindungi dari isi telur dan embrio dari gangguan baik
fisik / kimiawi. Kalau mengenai
ketebalan kerabang menurut saya tergantung dengan faktor genetic, pakan, jenis
unggas, umur unggas dan lingkungan
(pakan, suhu, penyakit).
Pada
kerabang ini, jika mata kita bisa seperti mikroskop, sebenarnya terdapat
pori-pori. Pori-pori ini jumlahnya
bervariasi (7000-17.000/butir). Melalui pori-pori ini, udara masuk ke
telur guna memasok oksigen bagi embrio yang sedang berkembang serta melepaskan
karbondioksida (CO2) dan uap air. Pada telur segar, pori-pori hampir tertutup
semua, tetapi dengan bartambah tua telur, jumlah pori yang terbuka semakin
meningkat.
Okey next,
berbicara warna kerabang telur sebagian besar berwarna putih atau beragam
kecoklatan. Namun, ayam-ayam dari Amerika Selatan, Araucana [sudah pernah
kesana? Sama, saya juga belum J ], menghasilkan telur dengan kerabang berwarna
hijau atau biru. Pigmen yang dihasilkan di uterus pada saat kerabang diproduksi bertanggung jawab pada warna.
Warna sangat konsisten untuk setiap ayam, merupakan genetic make-up dar
individu. Beberapa strain ayam menghasilkan telur dengan warna kerabang cokelat
gelap, sedangkan yang lainnya bervariasi keputihan. Pigmen cokelat pada
kerabang telur adalah porhpyrin, secara
merata disebarkan ke seluruh kerabang. Indeks telur : panjang/lebar X
100%, telur ideal adalah 75%. [tarik napas dalam-dalam]
Air Cell
Selanjutnya
kita masuk kedalam telur, kalau kita
masuk dari bagian tumpul dari kerabang kita akan menemukan Air Cell (rongga udara),ketika telur pertama dikeluarkan, tidak
ada rongga udaranya. Namun, setelah telur berumur agak lama dan kandungan
interior mengalami dehidrasi, diameter dan kedalaman rongga udara bertambah.
Diameter rongga udara sekitar 0,7 inci (1,8cm). besar rongga udara merupakan
indicator umur telur.
sebaliknya
masuk dari bagian runcing telur kita menemukan albumen (putih telur). Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang
digunakan untuk merujuk ke segala jenis protein
monomer
yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami koagulasi
saat terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur,
disebut albuminoid
Yolk
Yolk atau kuning telur bukan sel reproduktif sejati, tetapi
merupakan sumber bahan pakan bagi sel kecil (blastoderm) dan selanjutnya
digunakan embrio untuk menunjang pertumbuhannya. Bahan pewarna yolk adalah
xanthophyl, suatau pigmen karoten dari pakan yang dimakan ayam.
Yolk tersusun atas lemak (lipida) dan protein yang bergabung
membentuk lipoprotein. Begitu umur ayam bertambah, ukuran telur, bobot kering,
dan persentase yolk meningkat. Sebaliknya, persentase kerabang, albumen dan
albumen padat berkurang.
Chalazae
Pada sebutir telur yang dipecah, terdapat dua pita yang
terbelit dan memanjang dari ujung yolk melalui albumen. Itulah yang disebut
chalazae. Albumen-chalaziferous diproduksi bila yolk pertama memasuki magnum,
tetapi lilitan untuk membentuk dua chalazae terjadi lebih akhir saat telur
berputar pada ujung akhir oviduk. Lilitan dengan arah yang berlawanan dari
chalazae dimaksudkan untuk memelihara yolk tetap berada di pusat setelah telur
keluar.
Alhamdulillah, selesai juga tulisan ini, tulisan ini memang masih banyak kekurangannya maka dari itu penulis mengharapkan masukan atau saran untuk bahan pertimbangan, semoga bermanfaat, Wassalam.
referensi:
- Suprijatna, E, dkk.2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penerbit Swadaya. Jakarta
- http://www.fkh.unair.ac.id/materi/Prof.%20Hj.%20Romziah%20Sidik,%20drh.,%20Ph.D/Kuliah%20ITUB-2.ppt, diakses pada tanggal 7 Nopember 2012
- http://www.deptan.go.id/pengumuman/nak032010/Booklet%20Telur.pdf, diakses pada tanggal 7 Nopember 2012
- http://id.wikipedia.org/wiki/Albumin, diakses pada tanggal 7 Nopember 2012
- http://animalscience-info.blogspot.com/2011/03/struktur-dan-komposisi-telur-konsumsi.html, diakses pada tanggal 7 Nopember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar