Rabu, 06 Oktober 2010

Regulasi Ternak

BAB I

PENDAHULUAN

Unggas dalam arti luas melipiuti semua jenis burung antara lain ayam, bebek, angsa, kalkun dan merpati yang kesemuanya sebagai sumber protein hewani yang amat bermanfaat bagi manusia.

Oleh karna itu beberapa manfaat yang sangat menguntungkan bagi manusia terhadap produk ayam meliputi:

1. Dagingnya merupakan suatu bahan makanan yang sangat bermanfaat

2. Telurnya yang berkhasiat sebagai bahan makanan bagi orang sehat maupun sakit dan sebagai bahan industri.

3. Bulunya dapat digunakan sebagai alat rumah tangga

4. Tulangnya sering digunakan sebagai benda yang bermanfaat

5. Tahinya merupakan suatu jenis pupuk.

Tingkat perkembangan uasaha unggas terutama ayam ras pada tahun-tahun terakhir ini memperlihatkan kemajuan yang pesat dan sudah mulai pada usaha spesialisasi seperti usaha ayam petelur konsumsi, ayam potong broiler, usaha pembibitan dan usahapembuatan makanan.

Akibat perkembangnya usaha peternakan ayam dalam jumlah yang besar yang telah mencapai ribuan kadang-kadang disinyalir adanya sedikit indikasi yang menunjukkan kemunduran peternakan keluarga. Namun demikian faktor-faktor tersebut sedah menunjukkan bahwa pertumbuhan merupakan gejala adanya kemajuan dari pemeliharan ayam kampung secara tradisional kearah usaha peternakan ayam ras yang lebih menguntungkan.

Secar ini di Indonesaia di temukan tingkan konsumsi penduduk akan bahan makanan asal hewan, masih rendah sekali. Krisis protein hewani disebabkan kurangnya persediaan pangan berupa susu, telur dan daging atau munkin juga karna daya beli yang masih rendah.

Salah satu sumber bahan protein yang bermutu tunggi mudah di peroleh dan terjangkau oleh kemampuan pendapatannya yaitu telur dan daging.

Guna penunjang usaha penggalakan sumber protein hewani pemerintah mulai mencanangkan pemeliharaan jenis aneka ternak antara lain puyuh atau ayam buras pertimbangan-pertimbangan yang menyebabkan peternakan ayam ras menarik perhatian dan mendapat prioritas disebabkan:

1 Sistem dan teknik pemeliharaan lebih mudah dilaksanakan oleh masyarakat sampai ketingkat pedesaaan.

2 Masa produksinya cepat menghasilkan dan juga perkembangbiakannya.

3 Hasil produksi berupa telur dan dagingnya disukai oleh masyarakat.

4 Dengan modal yang relatif kecil usaha ternak ayam bisa dilaksanakan terutama bagi masyarakat pedesaan.

Kemudian bila kita tinjau iklimnya kepulauan Indonesia mempunyai iklim dengan perubahan temperatur udara yang tidak begitu besar sepanjang tahun temperatur udara minimum dan maksimum diseluruh kepulaun Indonesaia walaupun agak berbeda-beda tetapi sebagian besar masih termasuk dalm batas-batas temperatur yamg masih dapat ditoleransi dengan baik oleh ternak ayam ( 200c s/d 270 c) bahkan dibeberapa daerah terdapat temperatur udara yang sangat baik bagi ternak ayam ( 150c s/d 210c) dan disamping itu di temukan daerah yang mempunyai temperatur yang lebih tinggi dari kebutuhan optimal ternak ayam seperti daerah dataran rendah dan pantai.

Keadaan iklim yan sedikit berbeda ini memerlukan perhatian pengolaan yang berbeda seperti menyiapkan kontruksi kandang ayam, kualitas ransum pakan, penyimpanan hasil produksi dll.

Keadaan iklim yang baik di Indonesia merupakan daerah pertanaian yang subur dan rinuan pulau-pulau dikelilingi lautan dengan hasil perikanan yang banyak, merupakan penunjang besar dalam penyediaan bahan-bahan pakan. Oleh karna itu perlu kali pembinaan pengetahuan sebagai dasar usaha peternak ayam, meliputi bangsa dan kluasifikasinya anatomi dan fisiologinya, peningkatan pengarahan kepada pemberian penyuluhan mengenai unsur-unsur tekini yang tercakup dalam “panca usaha peternakan” yaitu:

1 Penggunaan bibit unggul

2 Tatalaksana yang baik, seperti peneyediaan kandang.

3 Penyedian pakan yang bermutu

4 Pengendalian dan pengawasan penyakit

5 Perbaikan pemasaran produksi ternak ayam

Semua faktor-faktor penunjang ini memberikan harapan yang cukup meyakinkan bagi perkembangan usaha ternak ayam yang umumnya dan khususnya ternak ayam ras, dalam rangka peningkatan pendapatan petani peternak, meningkatkan konsumsi protein hewani penduduk guna tercapainya kemakmuran disamping penambah pendapatan negara.

BAB II

PEMBAHASAN

Regulasi Suhu Tubuh Unggas dan Pengaruh Lingkungan Terhadap Produktifitas Ternak Unggas

Selain kualitas pakan, air minum dan udara, peternak juga perlu memperhatikan suhu dan juga kelembaban pada saat brooding. Tujuannya tentu agar si ayam nyaman sehingga produktivitasnya optimal.

Heat stress merupakan suatu cekaman yang disebabkan suhu udara yang melebihi zona nyaman (> 28oC) dan hal ini menjadi salah satu problematika utama di dunia perunggasan Indonesia. Stres ini dikarenakan ayam tidak bisa menyeimbangkan antara produksi dan pembuangan panas tubuhnya. Tidak hanya heat stress, suhu lingkungan yang berfluktuatif juga menjadi ancaman bagi produktivitas ayam.

Heat stress dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu akut dan kronis. Bentuk akut terjadi saat suhu dan atau kelembaban meningkat drastis (terjadi tiba-tiba, red), sedangkan bentuk kronis dipicu kondisi meningkatnya suhu dan atau kelembaban dalam waktu yang relatif lama.

Ayam dewasa dengan berat badan yang lebih besar lebih riskan mengalami heat stress dengan tingkat resiko yang lebih besar

Heat stress akan menimbulkan efek yang lebih besar pada ayam tua dibandingkan dengan ayam muda. Ayam dewasa mempunyai bulu yang telah sempurna dan kondisi ini akan mempersulit pembuangan panas tubuhnya. Selain itu, ayam dewasa juga memiliki ukuran tubuh lebih besar sehingga panas tubuh yang dihasilkan lebih banyak.

Gejala dan Mekanisme Heat Stress

Saat kondisi heat stress, ayam akan melakukan beberapa aktivitas sebagai respon terhadap suhu yang tinggi, diantaranya :

  • Memperluas area permukaan tubuh. Hal ini ditunjukkan ayam dengan melebarkan atau menggantungkan sayapnya. Usaha ayam ini kurang memberikan hasil yang optimal. Alasannya ialah suhu tubuh ayam dengan suhu lingkungan kandang tidak berbeda nyata, akibatnya aliran panas tubuh ke lingkungan kandang (secara radiasi) menjadi kurang optimal.
  • Melakukan peripheral vasodilatation atau meningkatkan aliran darah perifer (tepi), terutama pada bagian jengger, pial dan kaki
  • Panting. Panting atau bernapas melalui tenggorokan merupakan aktivitas khas yang ditunjukkan oleh ayam pada saat mengalami heat stress. Mekanisme ini sama halnya dengan mekanisme pelepasan panas pada manusia yang dilakukan melalui kelenjar keringat. Oleh karena ayam tidak mempunyai kelenjar keringat, maka panting menjadi mekanisme penggantinya.
    Saat panting, ayam membuka mulut dan menggerakkan tenggorokannya sehingga ada aliran udara keluar masuk melalui kerongkongan. Akibatnya evaporasi meningkat. Panting yang dilakukan oleh ayam akan memberikan hasil yang efektif jika suhu udara panas dengan tingkat kelembaban yang rendah (udara kering), namun kurang efektif jika terjadi pada saat suhu tinggi namun udaranya basah (kelembaban tinggi).

· Panting yang dilakukan ayam saat suhu tinggi merupakan teknik pembuangan panas tubuh secara evaporasi

· Ayam yang telah melakukan panting namun suhu tubuhnya tidak menurun akan menjadi lemah, pingsan, bahkan bisa terjadi kematian mendadak. Kematian akibat heat stress akan mulai terjadi saat suhu tubuh ayam mencapai 42oC atau lebih.

Akibat Heat Stress

Heat stress yang dialami oleh ayam pedaging akan mengakibatkan penurunan konsumsi ransum dan sebaliknya meningkatkan konsumsi air minum, nilai FCR memburuk dan tentu saja penurunan berat badan ayam. Selain itu, kematian, terutama pada ayam dengan berat badan yang besar bukan suatu hal yang sulit ditemukan. Sama halnya pada ayam petelur, stres panas akan mengakibatkan menurunnya feed intake dan meningkatnya water intake. Penurunan kualitas dan kuantitas telur menjadi resiko yang harus ditanggung oleh peternak, bahkan kematian. Besar kecilnya kerugian akibat heat stress dipengaruhi oleh umur, jenis dan berat badan ayam maupun periode dan tingkat heat stress yang dialami oleh ayam (suhu maksimum yang diterima ayam, lamanya cekaman dan kecepatan perubahan suhu udara).

Bukan hanya penurunan produktivitas ayam, heat stress juga mengakibatkan sistem kekebalan tubuh melemah (bersifat immunosupresif). Jumlah total sel darah putih dan produksi antibodi menurun secara signifikan pada ayam petelur yang mengalami heat stress. Selain itu aktivitas limfosit juga menurun.

Saat ayam mengalami heat stress kelenjar hipofisa anterior mensekresikan adeno corticotropin hormon (ACTH) dalam jumlah yang berlebihan. Akibatnya korteks adrenalis akan terpicu untuk meningkatkat produksi hormon koltisol sehingga terjadi penurunan jumlah maupun perubahan jenis leukosit, yaitu sel eosinofil, basofil dan limfosit.

Sistem Thermoregulatori Ayam

Disebut juga sistem pengaturan suhu tubuh, dimana pada ayam bersifat homeotermik atau suhu tubuh ayam relatif stabil pada kisaran tertentu yaitu 40-41oC. Namun saat berumur 0-5 hari, ayam masih belum bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri. Ayam baru bisa mengatur suhu tubuhnya secara optimal sejak umur 2 minggu. Oleh karena itu, peran brooder (pemanas) sangat penting untuk menjaga suhu kandang tetap dalam zona nyaman ayam (Tabel 1).

Tabel 1. Suhu dan Kelembaban Udara yang Nyaman Bagi Ayam

Selain suhu, kelembaban udara (kadar air terikat di dalam udara) juga perlu diperhatikan karena kelembaban akan mempengaruhi suhu yang dirasakan ayam. Hal ini disebabkan pengeluaran panas tubuh ayam dilakukan melalui panting.

Keterkaitan antara keduanya terhadap suhu yang dirasakan anak ayam tampak dalam Tabel 2. Dimana semakin tinggi kelembaban, suhu efektif yang dirasakan ayam juga semakin tinggi. Sebaliknya, ayam akan merasakan suhu yang lebih dingin dibanding suhu lingkungan ketika kelembaban rendah.

Tabel 2. Pengaruh Kelembaban terhadap Suhu yang Dirasakan Ayam

Pengaruh terhadap Produktivitas

Saat suhu dan kelembaban udara tidak nyaman, ayam akan merespon dengan berbagai cara diantaranya :

1. Saat suhu terlalu dingin

Saat suhu terlalu dingin, otak akan merespon dengan meningkatkan metabolisme untuk menghasilkan panas. Dibandingkan ayam dewasa, efek suhu dingin lebih terlihat pada masa brooding ketika sistem thermoregulatori belum optimal.

Suhu yang dingin bisa disebabkan suhu brooding yang terlalu rendah, litter dingin atau basah maupun air minum yang terlalu dingin. Peternak dapat menganalisa penyebab suhu dingin dari tingkah laku anak ayam. Ayam yang berkerumun di bawah brooder, bisa dikarenakan suhu brooder terlalu dingin. Litter yang dingin atau basah juga bisa menampakkan gejala demikian, ditambah dengan perilaku ayam yang diam, meringkuk dan kondisi kaki yang basah. Toni Unandar (konsultan perunggasan), yang mengambil dari beberapa sumber menyebutkan, jika ayam nyaman dengan suhu kandang maka dalam tempo 15 detik setelah ditebar, DOC akan melakukan aktivitas biologis lanjutan seperti bergerak, makan atau minum.

2. Saat suhu terlalu panas

Kasus heat stress lebih sering terjadi pada ayam dewasa karena lebih banyak menghasilkan panas sehingga lebih mudah stres. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa mekanisme pengeluaran panas pada ayam adalah panting. Mekanisme ini biasanya menjadi jalan terakhir yang dipilih ayam. Sebelumnya ayam akan melakukan perluasan area permukaan tubuh (melebarkan/menggantungkan sayap) dan melakukan peripheral vasodilatation (meningkatkan aliran darah perifer terutama di jengger, pial dan kaki).

Saat panas, konsumsi pakan akan menurun sedangkan air minum justru meningkat, sehingga terkadang terjadi feses encer serta penurunan produktivitas akibat asupan nutrisi tidak terpenuhi dan gangguan metabolisme tubuh. Kematian juga sering ditemukan terutama jika panting sudah tidak mampu menurunkan suhu tubuh secara optimal.

Manajemen Suhu dan Kelembaban

Beberapa modifikasi yang bisa dilakukan agar ayam nyaman, yaitu :

1. Membuat database suhu dan kelembaban di kandang kita

Bahasa mudahnya, pencatatan mengenai suhu dan kelembaban di kandang baik pagi, siang, sore, malam maupun dini hari. Termasuk pula respon ayam saat pencatatan, apakah ada yang panting. Dari sini akan terlihat rangkuman rentang suhu dan kelembaban ideal dimana tidak terjadi panting. Jadi ketika suhu atau kelembaban melebihi rentang ideal tersebut, peternak dapat segera bertindak.

Dalam satu kandang, minimal ada 3-5 titik untuk mengukur suhu dan kelembaban yaitu bagian depan, tengah, belakang, atas (dekat genting) dan lantai kandang. Agar lebih mudah dan cepat dalam pengamatan tempatkan Thermohygrometer di tiap kandang. Untuk kandang brooder, gantungkan sebuah Thermohygrometer di chick guard sedangkan untuk kandang postal tanpa brooder, Thermohygrometer ditempatkan di bagian tengah kandang dengan ketinggian 40-60 cm.

2. Pengaturan kepadatan

Kandang yang terlalu padat akan meningkatkan suhu kandang. Lakukan pengaturan kepadatan maupun memperluas kandang.

3. Pemberian vitamin dan elektrolit

Vitamin C dan E akan membantu menekan efek heat stres maupun cold stress. Elektrolit akan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh ayam. Vita Stress dapat menjadi solusi yang menyediakan keduanya.

4. Manajemen buka tutup tirai

Sistem ventilasi yang baik, sangat efektif untuk menurunkan suhu dalam kandang. Buka tirai kandang saat suhu meningkat. Saat angin bertiup kencang atau suhu turun, tirai kandang dapat diturunkan, dengan syarat bagian atas tirai tetap dibuka selebar 20-30 cm agar sirkulasi udara tetap terjaga.

5. Penambahan kipas

Kandang yang terlalu lebar serta padat ataupun daerah peternakan yang memiliki kecepatan angin kurang, dianjurkan menambahkan kipas. Kipas dapat dipasang di tengah, ujung maupun samping kandang. Kecepatan kipas mengeluarkan udara juga perlu disesuaikan. Untuk ayam dewasa, dianjurkan tidak lebih dari 2,5 m/detik sedangkan untuk masa brooding, tidak lebih dari 0,3-0,6 m/detik. Perlu diperhatikan pula bahwa angin jangan langsung mengenai tubuh ayam (minimal dipasang 20-30 cm dari lantai).

6. Sistem hujan atau kabut buatan

Sistem hujan buatan dilakukan di luar kandang sedangkan kabut buatan dilakukan di dalam kandang. Fungsinya sama-sama untuk menurunkan suhu saat cuaca mulai terasa panas, sekitar jam 10.00-14.00. Jika dinyalakan saat sudah panas (11.30-12.30), akan menyebabkan perubahan suhu yang tinggi sehingga ayam bisa semakin stres.

7. Modifikasi konstruksi kandang

Bila memiliki dana berlebih, kami anjurkan untuk merekonstruksi kandang. Idealnya ketinggian kandang 1,5-2 meter dengan jarak antar kandang ialah 1 x lebar kandang. Atap dari genting dianjurkan karena dapat menahan panas sehingga kandang lebih dingin.

8. Penambahan 1,25-(OH)2 vitamin D3 (vitamin D3 aktif).

Penambahan vitaman D3 bentuk aktif dalam pakan selama stres panas membantu homeostasis Ca dan P selama pembentukan kerabang telur. Dan selama stres panas berlangsung, kemampuan ayam untuk mengkonversi vitamin D menjadi vitamin D yang aktif menurun drastis.

9. Memperbaiki metabolisme air.

Tindakan ini dilakukan dengan cara menyediakan air dingin guna menurunkan suhu tubuh, karena ayam cenderung minumberlebih pada musim kemarau. Minum air dingin terbukti menurunkan kecepatan respirasi hinga 60%.

DAFTAR PUSTAKA

Optimalkan Produksi Saat Heat Stress” (http://mitraunggas.com/index.php?main_page=news_article&article_id=26) diakses pada 2 Oktober 2010

Suhu dan Kelembaban Terkontrol, Ayam Nyaman” (http://info.medion.co.id/index.php/artikel/layer/tata-laksana/suhu-dan-kelembapan)

Mengatasi Stres Panas Pada Ayam” (http://www.poultryindonesia.com/modules.php?name=News&file=article&sid=1084) diakses pada 2 Oktober 2010

Blakely,James and H.Bade.David.1991. Ilmu Peternakan, Edisi Keempat. Gajah Mada University Press.

Syamsuddin Asgul.1989. Ilmu Ternak Unggas.Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang.

Sastroamidjojo,A.Seno.1971.Ilmu Beternak Ayam.N.V.Masa Baru,Bandung.

PAPER

MANAJEMEN PRODUKSI TERNAK UNGGAS

( REGULASI SUHU TUBUH UNGGAS DAN PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKTIFITAS TERNAK UNGGAS )

OLEH :

AHMAD FAUZI

0810612175

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2010

BAB III

KESIMPULAN

Heat Stress merupkan suatu cekaman yang disebabkan suhu udara yang melebihi zona nyaman (> 28oC) dan hal ini menjadi salah satu problematika utama di dunia perunggasan Indonesia. Stres ini dikarenakan ayam tidak bisa menyeimbangkan antara produksi dan pembuangan panas tubuhnya. Tidak hanya heat stress, suhu lingkungan yang berfluktuatif juga menjadi ancaman bagi produktivitas ayam.

Heat stress dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu akut dan kronis. Bentuk akut terjadi saat suhu dan atau kelembaban meningkat drastis (terjadi tiba-tiba, red), sedangkan bentuk kronis dipicu kondisi meningkatnya suhu dan atau kelembaban dalam waktu yang relatif lama.

Akibat dari Heat Stress mengakibatkan konsumsi ransum menurun dan meningkatkan konsumsi air minum, sistem kekebalan tubuh melemah dan produktifitas menurun.

Beberapa modifikasi yang bisa di lakukan agar ayam nyaman, yaitu:

1. Membuat database suhu dan kelembaban dikandang kita.

2. Pengaturan kepadatan Pemberian vitamin dan elektrolit.

3. Manajemen buka tutup tirai.

4. Penambahan kipas

5. Sistem hujan atau kabut buatan.

6. Modifikasi konstruksi kandang.

7. Penambahan Vitamin dan elektrolit.

8. Memperbaiki metabolisme air.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Hahahak.. Tugas Manajemen Produksi Ternak Unggas Yo..

by: -aku Adalah Donny-