Minggu, 21 November 2010

Hikayat Ilmu

Hikayat


Rasulullah S.A.W pernah bersabda: anaa madinatul’ilmi wa ‘aliyun baabuha ( Saya adalah kotanya ilmu dan Ali pintunya). Mendengar sabda Rasulullah ini, maka kaum Khawarij lalu hasud kepada Ali. Selanjutnya berniat mengumpulkan sepuluh orang pemuka mereka untuk mengajukan pertanyaan kepada Ali tentang satu masalah secara bergiliran. “Andaikata dia bisa menjawab satu pertanyaan dengan jawaban yang berbeda-beda, berarti dia benar-benar orang pandai, sebagaimana yang telah disabdakan Nabi”. Demikian kata mereka.
Syahdan, secara bergiliransepuluh orang tersebut datang kepada Ali untuk bertanya. Orang pertama bertanya, “Hai Ali, mana yang lebih utama, ilmu atau harta? “ Ali menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta”. “Apa dasarnya?” tanyanya lagi. “Sebab, ilmu adalah pusaka para Nabi, sedangkan harta adalah pusaka Karun, Sadad, Fir’aun, dan lain-lain”. Jawab Ali.

Orang kedua bertanya, “Hai Ali, mana yang lebih utama, ilmu atau harta? “Ali menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta”,. “Apa dasarnya?” tanyanya lagi. “ Sebab ilmu menjagamu, tetapi kalau harta malah engkau yang menjaganya”. Jawab Ali.

Orang ketiga bertanya, “Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?”. Ali menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta”. “Atas dasar apa?” tanyanya lagi. “Sebab, pemilik harta musuhnya banyak, sedangkan pemilik ilmu temannya banyak”. Jawab Ali.

Orang keempat bertanya, “Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?” . Ali menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta”. “Atas dasar apa?” tanyanya lagi. “Sebab, harta kalu dibelanjakan akan berkurang, tetapi kalu ilmu jika kau diajarkan malah bertambah”. Jawab Ali.

Orang kelima bertanya, “Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?” . Ali menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta”. “Atas dasar apa?” tanyanya lagi. “Sebab, pemilik harta dipanggil dengan sifat bakhil dan cercaan, sedangkan pemilik ilmudipanggil dengan nama keagungan dan kemuliaan”. Jawab Ali.

Orang keenam bertanya, “Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?” . Ali menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta”. “Atas dasar apa?” tanyanya lagi. “Sebab, harta itu perlu dijaga dari pencuri, sedangkan ilmu tidak perlu dijaga”. Jawab Ali.

Orang ketujuh bertanya, “Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?” . Ali menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta”.” Atas dasar apa?” tanyanya lagi. “Sebab, pemilik harta kelak di hari akhirat akan dihisab, sedangkan pemilik ilmu kelak akan diberi syafaat”. Jawab Ali.

Orang kedelapan bertanya, “Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?” . Ali menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta”.” Atas dasar apa?” tanyanya lagi. “Sebab, harta menjadi berkarat karena lama disimpan, sedangkan ilmu tidak berkarat dan tidak rusak”. Jawab Ali.

Orang kesembilan bertanya, “Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?” . Ali menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta”.” Atas dasar apa?” tanyanya lagi. “Sebab, harta bisa mengeraskan hati, tetapi kalau ilmu malah menerangkan hati”. Jawab Ali.

Orang kesepuluh bertanya, “Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?” . Ali menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta”. “Atas dasar apa?” tanyanya lagi. “Sebab, pemilik harta bisa mengaku-aku sebagai Tuhan lantaran hartanya, sedangkan pemilik ilmu mengaku-aku sebagai hamba”. Jawab Ali. Kemudian ia menambahkan, “Jika mereka berbondong-bondong datang dan bertanya kepadaku tentang masalah ini, niscaya akan kujawab dengan jawaban yang lain lagi”.
Akhirnya mereka yang semula hasud kepada sahabat Ali datang dan tunduk kepadanya.




Pertanyaannya adalah Sudahkah Ilmu Itu Kita Amalkan

Tidak ada komentar: