Selasa, 05 April 2011

PENYAKIT ANTHRAX

Sinonim :
Penyakit menular yang biasanya bersifat per akut atau akut pada berbagai jenis ternak (pemamah biak, kuda, babi dsb.) disertai dengan :
demam tinggi
perubahan jaringan yang bersifat septicemia (keracunan darah)
infiltrasi serohemoragi pada jaringan subkutan dan subserosa.

Penyakit bersifat universal
Penyakit yang sangat menyerupai anthrax pada kerbau di daerah teluk betung ( Lampung ) dimuat dalam “Javasche courant” 1884.
Berita yang lebih jelas tentang anthrax diberitakan “Kolonial verslag” 1885 – 1886.
1889
1900 – 1914
1927 – 1928
1930

Laporan – 1975, anthrax hanya terdapat di 6 daerah
Jambi – 530 tiap 100.000
Jawa barat – 0,1 tiap 100.000
NTB
NTT
Sulawesi selatan
Sulawesi tenggara

Sekarang 22 dari 33 provinsi -- pernah dilaporkan
- Pertama kali ditemukan di Australia 1847
Manusia rentan terhadap infeksi, tidak serentan ternak pemamah biak.
Merupakan salah satu penyakit zoonosis yang penting.
Kerugian :
Banyak kematian pada ternak.
Kehilangan tenaga kerja di sawah dan tenaga tarik
kehilangan daging dan kulit karena ternak tidak boleh dipotong.
Penyebab : Bacillus anthraxis Phylum: Firmicutes; Class: "Bacilli"; Order: Bacillales; Family: Bacillaceae)
Berbentuk batang, lurus dengan ujung-ujung siku-siku.
Dalam media biakan membentuk rantai panjang, dalam jaringan tubuh tersusun secara tunggal / rantai pendek 2 – 6 organisme.
Dalam jaringan tubuh selalu berselubung (berkapsul), kadang-kadang satu selubung melingkupi beberapa organisme.

Bersifat aerob ( organisme yang dapat tumbuh dengan adanya O2 atmosfir ),
Gram (+) ---- purple,
Membentuk spora yang letaknya central bila cukup oksigen,
Spora tidak pernah dijumpai dalam tubuh penderita / didalam bangkai yang tidak dibuka, baik dalam darah / jeroan.
Pada plate agar, kuman anthrax membentuk :
Koloni suram,
Tepinya tidak teratur,
Pada pembesaran lemah menyerupai jalinan rambut bergelombang (caput medusae).
Pada media cair :
Mula-mula terjadi pertumbuhan dipermukaan,
Turun ke dasar tabung sebagai jonjot kapas,
Cairannya tetap jernih.
Spora tahan terhadap kekeringan untuk jangka waktu yang lama ---> 60 tahun
Bentuk vegeratatif mudah dibunuh oleh :
Pasteurisasi ( 62,5 oC – 30 menit )
Desinfektan – lysol, fenol dll.
Proses pembusukan – berhubungan dengan bangkai
Pemusnahan spora :
Uap basah bersuhu 90oC selama 45 menit
Air mendidih / uap basah bersuhu 100oC selama 10 menit
Panas kering bersuhu 120oC selama 1 jam.
Ternak rentan :
- Ternak pemamah biak : - Sapi dan Domba - paling peka
Kuda
Kerbau
Cara Penularan

Tidak lazim ditularkan dari ternak yang satu kepada yang lain secara langsung
Wabah ada hubungannya dengan dengan tanah netral / berkapur yang alkalis
Spora tumbuh menjadi vegetatif tersedia :
Makanan
Suhu
Kelembaban tanah
Dapat mengatasi persaingan biologik
Masa inkubasi 1 – 3 hari, kadang-kadang 14 hari
Infeksi alami terjadi melalui :
a. Saluran pencernaan
b. Saluran pernapasan ( wool cutter )
c. Permukaan kulit yang terluka.
Gejala penyakit : Tiga bentuk anthrax
Per akut
Akut
Kronis
Per akut :
Sangat mendadak, kematian karena perdarahan otak,
Sesak napas,
Gemetar,
Ternak rebah,
Gejala kejang,
Akut
Demam (41,5oC),
Detak jantung frekuen dan lemah,
Gelisah,
Ruminasi berhenti,
Depresi,
Sopor / sempoyongan,
Produksi susu berhenti,
Ternak bunting – keguguran,
Lubang kumlah keluar ekskreta darah,
Pernapasan susah,
Kejang  mati
Kronis : Babi, kadang-kadang pada sapi, kuda
Lesio lokal pada lidah dan tenggorokan
Pembengkakan yang cepat pada tenggorokan (subparatiroidea) dan larynx
Pencegahan :
Daerah bebas anthrax  Pengaturan yang ketat terhadap pemasukan ternak ke daerah tersebut.
Daerah enzootik (prevalensi penyakit yang sedang dalam suatu populasi ternak)
Vaksinasi semua ternak tiap tahun
Vaksin aktif strain 34 F2
Aman
pengebalan  1 tahun
Ternak besar 1 ml SC
Ternak kecil 0,5 ml SC

Ternak yang tersangka sakit, dipilih salah satu :

1. Penyuntikan antiserum dengan dosis pencegahan - Ternak besar = 20 – 30 ml.
- Ternak kecil = 10 – 20 ml.
2. Penyuntikan antibiotika.
3. Penyuntikan kemoterapika.
4. Penyuntikan antiserum dan kemoterapeutika.

Dua minggu bila tidak terjadi timbul penyakit, disusul dengan vaksinasi.
Pengobatan :
Suntikan antiserum dengan dosis kuratif  100 – 150 ml. ternak besar
 50 – 100 ml. ternak kecil
Dapat diulangi secukupnya ----- kekebalan pasif timbul seketika  2 minggu

Tidak ada komentar: